Minggu, 17 November 2013

PROPOSAL PENELITIAN BAB I


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG MASALAH
Melahirkan pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal yang biasa, terlebih zaman dimana perempuan banyak bekerja dan berkarir. Secara psikologis dan financial memang akan lebih matang dan lebih siap namun jika ditinjau dari segi fisik tidaklah demikian, mereka justru beresiko mengalami kelainan kehamilan yang dapat membahayakan kesehatan janinnya. Ada beberapa resiko yang akan dihadapi wanita yang hamil diatas usia 35 tahun yaitu janin dapat mengalami kelainan genetik dan lahir cacat. Meski bukan penyakit keturunan namun secara teori wanita yang hamil diatas usia 35 tahun atau lanjut akan lebih besar mempunyai resiko bayi dengan kelainan genetik (Admin. 2008.Menikah Pada Umur 35 Tahun 1 http://www.yanmedik .depkes.net.com, diperoleh tanggal 22 Nopember 2008).
Pada usia diatas 35 tahun sel telur biasanya mengalami kemunduran dalam kuantitas dan kualitas dan wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi medis yang berkaitan dengan sistem reproduksi juga dapat terjadi beberapa masalah seperti pada saat kehamilan berupa nyeri otot, nyeri punggung dan juga proses melahirkan lebih lama dan panjang. Down syndrome merupakan salah satu resiko bayi yang dilahirkan oleh wanita diatas 35 tahun. Pada saat itu, diagnosis sindrom ini hanya berdasarkan pada temuan fisik. Pada tahun 1956, ditemukan bahwa komplemen normal manusia 46 kromosom dan pada tahun 1959 ditemukan bahwa sindroma Down dikaitkan dengan kromosom ekstra 21, dengan total 47 kromosom.
 Etiologi sindroma Down berkaitan dengan masalah non-disjunction dari kromosom 21 selama oogenesis, sehingga kromosom 21 ekstra yang terdapat pada ibu diturunkan pada anak. Penelitian terbaru juga menyatakan keterlibatan seorang ayah sebagai etiologi melalui non-disjunction selama spermatogenesis. Banyak teori berkembang mengenai penyebab sindroma Down, tetapi tidak diketahui penyebab sebenarnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa abnormalitas hormon, sinar-X, infeksi virus, masalah imunologi, kecenderungan genetik, dan ketidakseimbangan enzim mungkin sebagai penyebabnya. Usia ibu hamil diatas 35 tahun beresiko tinggi dan usia ayah yang lebih tua juga menyebabkan tingginya kemungkinan memperoleh bayi dengan sindroma Down.
1.2   RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah hubungan antara down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan diatas usia 35 tahun di SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung?

1.3  TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan diatas usia 35 tahun di SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung.

1.4  MANFAAT PENELITIAN
1.4.1        BAGI ILMU KEPERAWATAN
Sebagai sumber informasi yang berguna untuk mengetahui hubungan down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan pada usia diatas 35 tahun di SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung.

1.4.2    BAGI INSTITUSI PENDIDIKAN SLB YKS 1 MAJALAYA KAB.BANDUNG    
Sebagai sumber informasi kepada tim pendidik anak cacat di SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung mengenai hubungan anak down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan pada usia diatas 35 tahun yang tidak hanya berfokus pada anak saja, tetapi juga ditujukan pada ibu.

1.4.3        BAGI IBU DAN KELUARGA
Sebagai bahan atau sumber bagi penelitian lebih lanjut, dan mengetahui mengenai dampak resiko melahirkan pada usia diatas 35 tahun dengan kejadian down syndrome pada anak.

1.4.4        BAGI PENELITI
Sebagai bahan atau sumber penelitian dalam menyelesaikan penelitian down syndrome dengan ibu melahirkan pada usia diatas 35 tahun.




1.5  HIPOTESIS
Hipotesis               hypothesis berarti dugaan
Hipotesis adalah jawaban sementara atas suatu masalah penelitian yang masih harus diuji secara empiris (menggunankan data) untuk menyimpulkan apakah jawaban tersebut bisa diterima atau harus ditolak.

H0  : Ada hubungan antara down syndrome pada anak dengan ibu   melahirkan usia diatas 35 tahun
H1  : Tidak ada hubungan antara down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan usia diatas 35 tahun.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar