BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Melahirkan pada usia diatas 35 tahun
pada saat ini sudah merupakan hal yang biasa, terlebih zaman dimana perempuan
banyak bekerja dan berkarir. Secara psikologis dan financial memang akan lebih
matang dan lebih siap namun jika ditinjau dari segi fisik tidaklah demikian,
mereka justru beresiko mengalami kelainan kehamilan yang dapat membahayakan
kesehatan janinnya. Ada beberapa resiko yang akan dihadapi wanita yang hamil
diatas usia 35 tahun yaitu janin dapat mengalami kelainan genetik dan lahir
cacat. Meski bukan penyakit keturunan namun secara teori wanita yang hamil
diatas usia 35 tahun atau lanjut akan lebih besar mempunyai resiko bayi dengan
kelainan genetik (Admin. 2008.Menikah Pada Umur 35 Tahun 1 http://www.yanmedik
.depkes.net.com, diperoleh tanggal 22 Nopember 2008).
Pada usia diatas 35 tahun sel telur
biasanya mengalami kemunduran dalam kuantitas dan kualitas dan wanita cenderung
mengalami kondisi-kondisi medis yang berkaitan dengan sistem reproduksi juga
dapat terjadi beberapa masalah seperti pada saat kehamilan berupa nyeri otot,
nyeri punggung dan juga proses melahirkan lebih lama dan panjang. Down syndrome
merupakan salah satu resiko bayi yang dilahirkan oleh wanita diatas 35 tahun. Pada
saat itu, diagnosis sindrom ini hanya berdasarkan pada temuan fisik. Pada tahun
1956, ditemukan bahwa komplemen normal manusia 46 kromosom dan pada tahun 1959
ditemukan bahwa sindroma Down dikaitkan dengan kromosom ekstra 21, dengan total
47 kromosom.
Etiologi sindroma Down
berkaitan dengan masalah non-disjunction dari kromosom 21 selama
oogenesis, sehingga kromosom 21 ekstra yang terdapat pada ibu diturunkan pada
anak. Penelitian terbaru juga menyatakan keterlibatan seorang ayah sebagai
etiologi melalui non-disjunction selama spermatogenesis. Banyak
teori berkembang mengenai penyebab sindroma Down, tetapi tidak diketahui
penyebab sebenarnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa abnormalitas hormon,
sinar-X, infeksi virus, masalah imunologi, kecenderungan genetik, dan
ketidakseimbangan enzim mungkin sebagai penyebabnya. Usia ibu hamil diatas 35
tahun beresiko tinggi dan usia ayah yang lebih tua juga menyebabkan tingginya
kemungkinan memperoleh bayi dengan sindroma Down.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah hubungan
antara down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan diatas usia 35 tahun di
SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui
bagaimanakah hubungan antara down syndrome pada anak dengan ibu melahirkan
diatas usia 35 tahun di SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1
BAGI
ILMU KEPERAWATAN
Sebagai sumber
informasi yang berguna untuk mengetahui hubungan down syndrome pada anak dengan
ibu melahirkan pada usia diatas 35 tahun di SLB YKS 1 majalaya Kab.Bandung.
1.4.2 BAGI
INSTITUSI PENDIDIKAN SLB YKS 1 MAJALAYA KAB.BANDUNG
Sebagai
sumber informasi kepada tim pendidik anak cacat di SLB YKS 1 majalaya
Kab.Bandung mengenai hubungan anak down syndrome pada anak dengan ibu
melahirkan pada usia diatas 35 tahun yang tidak hanya berfokus pada anak saja,
tetapi juga ditujukan pada ibu.
1.4.3
BAGI
IBU DAN KELUARGA
Sebagai
bahan atau sumber bagi penelitian lebih lanjut, dan mengetahui mengenai dampak
resiko melahirkan pada usia diatas 35 tahun dengan kejadian down syndrome pada
anak.
1.4.4
BAGI
PENELITI
Sebagai
bahan atau sumber penelitian dalam menyelesaikan penelitian down syndrome
dengan ibu melahirkan pada usia diatas 35 tahun.
1.5 HIPOTESIS
Hipotesis hypothesis berarti dugaan
Hipotesis adalah
jawaban sementara atas suatu masalah penelitian yang masih harus diuji secara
empiris (menggunankan data) untuk menyimpulkan apakah jawaban tersebut bisa
diterima atau harus ditolak.
H0 : Ada hubungan
antara down syndrome pada anak dengan ibu
melahirkan usia diatas 35 tahun
H1 : Tidak ada hubungan antara down syndrome pada
anak dengan ibu melahirkan usia diatas 35 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar