Selasa, 19 November 2013
Minggu, 17 November 2013
PROPOSAL PENELITIAN BAB III
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1
METODE
PENELITIAN
1.1.1
RANCANGAN
PENELITIAN
Jenis
penelitian ini adalah penelitian analitik
dengan rancangan case control yaitu membandingkan antara kelompok kasus
dengan kelompok kontrol berdasarkan status terpaparnya (Murty, 1997) dengan
menggunakan pendekatan retrospektif
dimana efek diidentifikasi pada saat ini kemudian faktor risiko diidentifikasi
terjadinya pada waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2002).
1.1.2
PARADIGMA
PENELITIAN
paradigma penelitian ini terdiri
atas satu variabel independen dan dependen
Gambar paradigma sederhana
X
: kualitas alat
Y
: kualitas barang yang dihasilkan
KERANGKA
KONSEP
Keterangan :
Variabel yang
diteliti
Variabelyang tidak diteliti
SUMBER
(Buku tumbuh kembang anak, Soetjiningsih)
1.1.3
VARIABEL
PENELITIAN
Sebelum
suatu variabel dapat diukur, perlu untuk pertama kali dibuat prosedur atau
definisi operasional yang menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan
penjelasan mengenai variabel tersebut menurut peneliti.
1. Variabel
bebas :
Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah :
a.
Genetik
b.
Radiasi
c.
Infeksi
d.
Autorium
e.
Usia ibu
f.
Ayah
2. Variabel
terikat
Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu kejadian down syndrome
Variabel dependen variabel independen
Keterangan :
Area yang diteliti
Berhubungan
1.1.4
DEFINISI
OPERASIONAL
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan
bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga
definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu
peneliti lain yang ingin menggunakan varaibel yang sama.
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan
istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga
akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitihan.
Paradigma penelitian
ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen
No
|
Variabel
|
Definisi
OPerasional
|
Alat
Ukur
|
Cara
Ukur
|
Hasil
Ukur
|
Skala
|
1
|
Usia
ibu melahirkan
|
Usia
beresiko dalam melahirkan
(Soetjiningsih)
|
Kuesioner
|
Angket
|
Tinggi
: > mean
Rendah
: < mean
|
Ordinal
|
2
|
Kejadian
down syndrome
|
Fenomena
atas kejadian down syndrome
|
Kuesioner
|
Angket
|
Kejadian
down syndrome lebih tinggi jika > mean
Kejadian
down syndrome lebih rendah jika < mean
|
Ordinal
|
1.2
POPULASI
SAMPEL
1.2.1
POPULASI
PENELITIAN
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Populasi dapat berupa orang,
benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peniliti (Notoadmojo,
1993:75).
Populasi adalah
sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti
(setiadi, 2007)
Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak down syndrome di SLB YKS 1 majalaya
kabupaten Bandung, yaitu 90 orang.
1.2.2
SAMPLE
PENELITIAN
Sampel adalah
elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya (setiadi,
2007)
Sampel adalah sebagian
dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakilnya seluruh populasi
(notoadmojo, 1993 :75 dalam setiadi, 2007).
Sampel dalam penelitian
ini merupakan keseluruhan dari populasi yang akan diambil yaitu ibu yang
memiliki anak down syndrome sebnayak 90 orang.
1.3
PENGUMPULAN
DATA
1.3.1
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan responden dan diberi
penjelasan tentang persetujuan rsponden, setiap responden berhak menjadi
responden, kemudian kuesioner dibagikan kepada masing-masing responden dan
diisi langsung ditempat.
1.3.1.1
INSTRUMEN PENELITIAN
1.3.1.1.1
PENGERTIAN
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134),
instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa
instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi
Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya
secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi
atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk
atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,
perangsangnya adalah pernyataan.
Dari
beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi
kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
1.3.1.1.2
JENIS
INSTRUMEN PENELITIAN
Ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan dalam penelitian,
yaitu:
1.
Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2.
Angket atau kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu
hal-hal yang ia ketahui.
3.
Interview (interview).
Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
4.
Observasi.
Di dalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan
secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar,
dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.
5.
Skala bertingkat
(ratings).
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif yang
dibuat berskala.Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar,
tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang.
Instrumen ini dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan
di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel
skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden.
6.
Dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki
benda-benda tertulis seperti bukubuku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, dan sebagainya.
1.3.1.1.3
LANGKAH-LANGKAH
INSTRUMEN
Iskandar
(2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian,
yaitu:
1. Mengidentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan
variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari
indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan
kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan
item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk
pengisian instrumen.
1.3.1.2
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
1.3.1.2.1
PENGERTIAN
Validitas pengukuran merupakan
prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008)
Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Ibnu Hadjar
(1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas
dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa
jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas
menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran. Sumadi Suryabrata
(2008:60)mengemukakan bahwa validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh
mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur.
Sedangkan reliabilitas
instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau
instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu
berlainan, atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang
yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin
(2005:96,97) Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur
walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan reliabilitas alat
ukur menurutnya adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat
ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan
timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.
1.3.1.2.2
PENGUJIAN
VALIDITAS INSTRUMEN
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono: 2010).
1)
Pengujian Validitas konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan.
Misalnya akan mengukur efektivitaskerja, maka perlu didefinisikan terlebih
dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrumen yang
digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi. Untuk
menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat ahli. Setelah
instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur, dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para
ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Jumlah
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah
bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti. Setelah pengujian konstruk
dengan ahli, maka diteruskan denganuji coba instrumen. Setelah data ditabulasi,
maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen.
2)
Pengujian Validitas Isi
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan
program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai
validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang
telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan
untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan
program yang telah direncanakan. Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka
pengujian validitas isidapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika dosen memberikan
ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut
tidak mempunyai validitas isi. Secara teknis, pengujian validitas konstruksi
dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam
kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur,
dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis.
3)
Pengujian Validitas
Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan
fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur
kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebut
dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja yang
baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta
di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas
eksternal yang tinggi.
Adapun rumus yang dipakai :
1.3.1.2.3
PENGUJIAN RELIABILITAS
INSTRUMEN
Pengujian
reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat dilakukan secara
eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test –
retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal
pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi
butir-butir
yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.
1. Test
retest
Instrumen
penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan instrumen
yang
sama dengan
waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2.
Ekuivalen
Instrumen
yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama.
misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan
tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini? Pengujian
dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua dan berbeda,
pada responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan
antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya.
Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
3. Gabungan
Pengujian
dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden
yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan
ekuivalen. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang
berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam
koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat
dinyatakan
bahwa instrumen itu reliabel.
4. Internal
Consistency
Pengujian
reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan
teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half)
1.4
PROSEDUR
PENELITIAN
1.4.1
TAHAP
PERSIAPAN
Menyusun rancangan
penelitian, studi pendahuluan, menyusun proposal penelitian, memilih rumusan
masalah, melakukan srudi kepustakaan, pemilihan semple, menyusun instrumen
penelitian, perbaikan instrumen penelitian,melakukan perbaikan proposal,
seminar proposal, dan permohonan ijin penelitian.
1.4.2
TAHAP
PELAKSANAAN
Mendapatkan izin
penelitian, melakukan uji coba instrumen, mendapat persetujuan dari responden,
uji validasi instrumen penelitian, melakukan penelitian, pengolahan data,
analisa data, menarik kesimpulan dan penyusunan laporan akhir.
1.4.3
TAHAP
AKHIR
Sidang atau persentasi
penelitian.
1.5
PENGOLAHAN
DAN ANALISA DATA
Pengolahan
data menggunakan program SPSS. Tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut :
1.5.1
PEMILIHAN
DATA (EDITING)
Yaitu tahapan kegiatan
mengkoreksi data yang telah terkumpul baik secra pengisian, kelengkapan
jawaban, dan relevansi jawaban yang terdapat pada kuesioner.
1.5.2
PENYUSUNAN
DATA (TABULASI)
Yaitu penglompokan data
dalam bentuk tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
1.5.3
PEMBERIAN
DATA (CODING)
Yaitu
mengklasifikasikan data yang diperoleh kedalam kategori dengan menggunakan coding.
Analisis
bivariat yang dilakukan pada dua variabel yang diduga saling brhubungan
(notoatmodjo, 2005) analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
komputer. Adapun rumus yang dipakai adalah chisquare, dengan menggunakan
tingkat kemaknaan 95% atau nilai alpha 0,05 (5%) dimana kriteria pengujian
adalah sebagai berikut.
1. Bila
p Value < alpha (0,05%) maka hubungan tersebut secara statistik ada hubungan
yang bermakna.
2. Bila
p Value > alpha (0,05%) maka hubungan tersebut secara statistik tidak ada
hubungan yang bermakna (arikunto, 1996)
1.6
ETIKA
PENELITIAN
Suatu penelitian harus berpedoman pada
norma dan etika. Menurut
Nursalam
(2003) dalam penelitian yang subjeknya manusia, maka ada tiga
prinsip
penelitian yang harus diperhatikan, yaitu:
1.
Prinsip Manfaat
a.
Bebas dari penderitaan
Penelitian
harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya
jika menggunakan tindakan khusus. Dalam melakukan penelitian kepada mahasiswa
bidang kesehatan, peneliti sangat memperhatikan subjek penelitian dan
meyakinkan bahwa informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam
hal-hal yang bisa merugikan subjek.
b.
Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian,
harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Mahasiswa diyakinkan
bahwa partisipasinya dalam penelitian ini tidak akan disalahgunakan demi kepentingan
pribadi serta menjelaskan manfaat dari penelitian ini bagi subjek, peneliti dan
masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak mencantumkan nama subjek
penelitian dalam kuesioner.
c.
Risiko
Peneliti
harus mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek
penelitian pada setiap tindakan. Dalam penelitian ini, resiko dapat diminimalisir
karena penelitian yang dilakukan bukan bersifat eksperimen dan hanya
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.
2.
Prinsip Menghormati Manusia
Peneliti memberikan informed consent dan
informasi secara lengkap tentang
tujuan
penelitian ini. Setelah subjek bersedia menjadi responden, maka subjek
menandatangani lembar persetujuan. Pada informed consent dicantumkan
bahwa data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu. Dalam
penelitian ini, peneliti menjelaskan informasi mengenai tujuan penelitian pada
mahasiswa serta memberikan informed consent. Jika subjek penelitian
yaitu mahasiswa bersedia menjadi responden, maka subjek menandatangani lembar
persetujuan. Namun jika tidak bersedia, tidak akan ada pemberian sanksi apapun.
3.
Prinsip Keadilan
Peneliti
memperlakukan subjek secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian ini tanpa adanya diskriminasi apabila
ternyata mereka tidak bersedia atau dropped out sebagai responden. Peneliti
merahasiakan informasi (confidentially) yang diberikan oleh subjek dan
untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti menyediakan kuesioner
tanpa mencantumkan identitas nama responden (anonymity).
1.7
LOKASI
DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan di SLB YKS 1 majalaya
Kabupaten Bandung. Penelitian ini direncanakan mulai november-februari 2014.
Langganan:
Postingan (Atom)